Resensi Album Payung Teduh "Ruang Tunggu"

Tubagus Muhamad Berlian
210104170057
Kelas B/T1


          Payung Teduh merupakan band alternatif Indonesia beraliran fusi antara folk, keroncong dan jazz. Payung Teduh merilis album ke tiga mereka yang berjudul "Ruang Tunggu" pada tahun 2017. Album ini juga sebagai album terakhir bagi sang vokalis Mochammad Istiqamah Djamad atau kerap dipanggil "Is".
Sebelum merilis album ini, mereka telah merilis single "Akad" yang viral di dunia maya. Single ini pun masuk ke dalam album "Ruang tunggu". Single "Akad" mendapat penghargaan di tahun yang sama pada saat rilisnya dari Anugerah Musik Indonesia sebagai "Karya produksi alternatif terbaik". Selain itu album "Ruang tunggu" pada tahun 2018 masuk dalam nominasi album pop terbaik dan album of the year.
          
       Musik dalam album ini terdengar lebih "berwarna" karena didalamnya ada musisi tamu yang mengisi seperti Denny Chasmala. Selain itu album ini juga di produseri oleh Steve Lilywhite. Dengan adanya kolaborasi ini menjadikan warna baru di setiap lagu yang ada di album ini. Namun tak semua lagu di album ini terdengar seperti warna lain dari payung teduh, seperti "Di atas Meja" lagu ini membuat para pendengar payung teduh terdahulu merasa terobati dengan kekecewaan mereka yang ditimbulkan dari rilisnya lagu "Akad" yang dinilai keluar dari warna payung teduh yang sesungguhnya. Selain itu ada  "Muram" yang terkesan sangar dan sangat berbeda dari warna payung teduh biasanya, tentunya dengan sentuhan dari seorang arranger Denny Chasmala. Selanjutnya ada "Selalu Muda" dengan intro yang terkesan ceria namun tetap dengan lirik khas Payung Teduh.

    Album ini sangat cocok didengar untuk para penggemar musik Payung Teduh yang "baru" karena materi dalam lagu-lagu yang ada telah disulap agar lebih mudah diterima oleh khalayak seperti lagu "Akad". Namun tentunya album ini masih bisa didengar oleh para penggemar musik Payung Teduh yang "lawas" dengan memutar "Mari Bercerita"  dan "Puan Bermain Hujan".





Comments